Pada suatu hari
Tika aku melihat lukisan alam
Aku terdengar
Suara alam kian sumbang
Pohan-pohon tertuduk lesu
Tiada siapa disitu membantu
Kulihat ke dada langit,
Awan tidak segebu dulu
Langit juga bermuka muram…
Resah hatiku…
Udara dihirup hilang wanginya
Aku Tanya pada mereka..
Tapi semua diam,semua bisu
Cuma aku merasakan
Bila langit mula menangis
Angin sudah tidak mahu padaku
Aku Tanya mereka lagi,
Namun bahasanya sungguh tidak bisa aku dengari…
Satu ketika bila malam datang
Malap yang gelap punya jawapannya
Mereka rasa derita
Bilamana manusia yang sepatutnya
Menjadi sahabat mereka
Secara tiba-tiba mengkhinati mereka
Puas sudah mereka merintih
Puas sudah mereka menangis
Puas sudah berbicara..
Namu akal yang bernama manusia
Gagal mentafsir bahasa mereka
Atau mereka pura-pura buta
Pura-pura tuli
Semakin hari semakin rancak bermain melodi
Nafsu duniawai
Saat itu hati ku gerimis
Rupanaya sahabatku sedang derita ‘di
Sedang ‘mereka’ bertanya padaku
Akan apa jawabnya
Aku yang petah berbicara ini
Tiba-tiba diam membisu seribu bahasa…