Kau ibarat mentari,
Selalu menyinari,
Kau umpama bintang,
Selalu beri cahaya yang tenang
Kau bagai air yang dingin
Damai mengalir dicelah-celah hatiku
Kau seperti nyanyian bayu
Menghibur ku tika aku sendu
Teman…namun aku bukan temanmu yang baik,
Aku mungkin berulan-ulang kali menyakitimu
Aku mungkin berulang-ulang kali menghiris lukamu
Hinggakan darah yang mengalir di hatimu
Tidak bisa kering…
Dosaku padamu maha berat teman…
Hinggakan mendung dimatamu
Menurunkan hujan di hatiku
Maaf…sejuta kali maaf teman..
Tika udara hari ini mungkin udara terakhir buat ku…
Apa kau tetap akan memaafi ku?
Tika mentari hari ini adalah cahaya hidup yang terakhir untukku..
Apa kau masih menanggap aku ini temanmu?
Pasti tidak…
Kerana akulah yang telah mencalitkan Lumpur
Bercampur darah dan nanah di hatimu
Kerana aku ialah orang yang merobek,meracuni
Dan membunuh jiwmu…
Lantaran itu
Aku kau lempar jauh…terlalu jauh…
Teman…
Meski dosaku penuh terhadap dirimu..
Tiada kata mampu ku bicara
Melainkan maaf dan cinta…
Aku memaafi mu dengan setulus hatiku
Dan aku mencintaimu dengan seikhlas-ikhlasnya
Lalu…
Janganlah kau menyimpan bara marahmu
Kepadaku lagi…
Meski aku tidak layak untuk dimaafi
Namun aku ingin kau mengerti akan satu hal yang hakiki..
Aku ialah temanmu
Meski marah
Meski sedih
Meski suka
Meski duka
Meski hampa
Meski kaya
Meski miskin
Meski hina
Meski mulia…
Aku tetap temanmu
Yang ditakdirkan untuk menemani mu
Hingga tertutupnya tabir waktu…
Maafkan aku teman…
citrasakura
No comments:
Post a Comment